MENGELOLA
KELAS
Ø Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara
Efektif
Manajemen kelas yang
efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajran murid. Pandangan lama
menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tidak
tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk
mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Tren baru dalam
manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih
mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada control eksternal atas
murid.
Isu
Manajemen Di Kelas Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas
Kelas di SD, SMP, dan SMA mengandung banyak isu mana
jemen yang mirip. Pada semua level pendidikan manajemen kelas yang baik
mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal, menciptakan
lingkungan yang positif untuk pembelajaran, membangun, menegakkan aturan,
mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem secara efektif, dan menggunakan
strategi komunikasi yang baik.
Kelas
Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Dalam mengatsi lingkungan kelas, Walter Royle
mendeskripsikan enam karakter yang mereleksikan kompleksitas dan potensi
problemnya:
·
Kelas adalah multidimensional
·
Activitas terjadi secara simultan
·
Hal-hal terjadi secara cepat
·
Kejadian sering kali tidak bisa
diprediksi
·
Hanya ada sedikit privasi
·
Kelas punya sejarah
Memulai
dengan Benar
Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah
mengelola hari-hari pertama dan minnggu-minggu awal masa sekolah secara cermat
dan hati-hati. Anda harus menggunakan masa-masa ini untuk menyampaikan aturan
dan prosedur yang anda gunakan kepada kelas dan mengajak murid bekerja sama
untuk mematuhinya. Lalu mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas
pembelajaran.
Penakanan
pada Institusi dan Suasana Kelas yang Positif
Kini yang ditekankan oleh sekolah adalah cara
mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas positif yang mendukung
pembelajaran. Ini menggunakan strategi proaktif preventif, bukan menggunakan
taktik disipliner reaktif.
Tujuan
Strategi Manajemen
Manajemen kelas yang efektif punya 2 tujuan:
1. Membantu
murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu
aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
2. Mencegah
murid mengalamai Problem Akamedik dan Emosional
Ø Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip
Penataan Kelas
Ada 4 perinsip dasar unttuk penataan kelas, yaitu:
1. Kurangi
kepadatan ditempat Lalu lalang.
Pemisahan area-area yang sering
dilewati seperti ruang belajar kelompok, rak buku, meja murid dll. Buat semudah
mungkin untuk diakses.
2. Pastikan
bahwa anda dapat dengan mudah melihat murid.
Hal yang paling penting di kelas
adalah guru dapat bertatap muka dengan murid. Pastikan tidak ada murid yang
tempat duduknya tidak dapat diperhatikan.
3. Pengajaran
dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
Cara ini dapat mengurangi
kelambatan proses belajar karena segala barang yang diperlukan dapat dengan
mudah didapat.
4. Pastikan
murid dapat dengan mudah melihat semua persentasi di kelas.
Cara ini membuat murid lebih nyaman
saat presentasi di kelas sehingga murid dapat dengan maksimal mendengaar hasil
presentasi.
Gaya
Penataan
Penataan Kelas Standart
1. Gaya
Auditorium Tradisional, semua murid menghadap langsung ke pada guru. Auditorium
ini sering kali dipakai saat dikelas.
2. Gaya
Tatap Muka, murid saling tatap muka namun dengan cara ini murid akan lebih
besar mengalami ganguan ketimbang dengan susunan auditorial.
3. Gaya
Off-Set, 2 atau 4 orang murid duduk dengan tidak berhapan langsung, gangguan
pada gaya off-set ;ebih sedikit dan cocok untuk pembelajaran komperatif.
4. Gaya
Seminar, murid berjumlah 10 atau lebih duduk di susunan yang berbentuk
lingkaran, persegi atau bentuk U. cara ini sangat efektif apabila guru ingin
menciptakan komunikasi yang baik dengan siswa.
5. Gaya
Klester, murid berjumlah 4 sampai 8 dan bekerja dalam kelompok kecil, susunan
ini efektif untuk pembelajaran kolaboratif.
Langkah-langkah
Mendesain Kelas
·
Pertumbuhan apa aktivitas yang akan
dilakukan murid.
·
Buat gambaran rencana tata ruang.
·
Libatkan murid dalam perencanaan tata
ruang kelas.
·
Cobalah rancangan dan bersikaplah
fleksibel dalam mendesainnya.
Ø Menciptakan Lingkungan yang Positif
untuk Pembelajaran.
Strategi
Umum :
Mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen
aktivitas kelas secara efektif.
·
Gaya Otorotatif
Guru yang mendidik dengan
otoritatif cendrung membuat murid akan
lebih mandiri, tidak mudah puas, dan mau bekerja sama dengan teman. Gaya
otoritatif sangat efektif untuk murid.
·
Gaya Managemen Kelas Otoritarian
Fokusnya adalah menjaga keteraturan
di kelas. Murid yang di kelas otoritarian cendrun glebih pasif, dan otoritarian
sangat bertentangan dengan gaya otoritatif.
·
Gaya Managemen Kelas Permisif
Memberi banyak otonomi pada murid
tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran
atau pola perilaku murid. Murid kelas permisif cendrung memiliki keahlian
akademik yang tidak memadai dan control diri yang rendah.
·
Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Kounin menyimpulkan bahwa guru yang
efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif bukan dalam cara mereka merespon perilaku
menyimpanng murid, tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas
kelompok secara kompeten.
Manajer
Kelas yang Efektif
·
Menunjukkan seberapa jauh mereka mengikuti
Guru yang senantiasa menakuti apa
yang terjadi akan selalu memonitor murid secara regular sehingga mereka bisa
mendeteksi perilaku yang salah jauh sebelum masalah itu semakin menyebar
sedangkan guru yang tidak mengikuti perkembangan kemungkinan besar tidak akan
melihat perilaku yang salah tersebut.
·
Atasi situasi tumpang tindih secara
efektif
Guru yang effektif akan mampu
mengatasi situasi tumpang tindih secara lebih baik.
·
Menjaga kelancaran dan kontinuitas
pelajaran
Manajer yang efektif akan menjaga
aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan menjaga agar
murid tidak mudah terganggu.
·
Libatkan murid dalam aktivitas yang
menantang
Manajer kelas yang efektif
melibatkan murid dalam berbagai tantangan tetapi bukan aktivitas yang terlalu
sulit.
Membuat,
Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan Prosedur
Agar bisa berjalan dengan lancar maka kelas perlu
punya aturan dan prosedur yang jelas. Tanpa aturan dan prosedur yang jelas akan
muncul kesalah pahaman yang bisa
melahirkan kekacauan.
Membedakan
Aturan Dan Prosedur. Baik aturan maupun prosedur adalah
pernyataan ekspektasi tentang perilaku. Aturan fokus pada ekspektasi umum atau
spesifik atau standar perilaku sedangkan prosedur diterapkan untuk aktivitas
spesifik dan diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan bukan untuk melarang perilaku tertentu atau menciptakan standar
umum.
Mengajarkan
Aturan Dan Prosedur
·
Beberapa guru mau melibatkan murid dalam
pembuatan aturan.
·
Beberapa guru memulai dengan diskusi
kelas.
·
Di beberapa sekolah, murid di izinkan berpartisipasi
dalam menentukan aturan sekolah.
Mengajak
Murid Untuk Bekerja Sama
Ada 3 strategi mengajak murid untuk bekerja sama.
1. Menjalin
hubungan positif dengan murid
Tunjukkan perhatian pada murid
sebagai individu sehingga mereka mau diajak bekerja sama.
2. Mengajak
murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
Beberapa factor manajemen kelas
percaya bahwa berbagai tanggung jawab dengan murid untuk membuat keputusan
kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan murid terhadap keputusan itu.
3. Beri
hadiah terhadap perilaku yang tepat.
Beberapa pedoman untuk menggunakan
imbalan dalam mengelola kelas.
·
Memilih penguat yang efektif
Berikan
penguat paling efektif bagi setiap murid apakah memberikan pujian atau
pemberian aktivitas tertentu.
·
Gunakan prompt dan shaping secara
efektif
Beberapa
bentuk prompt bisa berupa isyarat atau penginngat sedangkan shaping bisa
melibatkan pemberian hadiah kepada murid jika bisa melaksanakan perilaku yang
mendekati perilaku sasaran.
·
Gunakan hadiah untuk memberi informasi
tentang penguasaan, bukan untuk mengontrol perilaku murid.
Imbalan
yang mengandung informasi tentang kemampuan penguasaan murid bisa menaikkan
motivasi intrinsik dan rasa tanggung jawab namun imbalan yang digunakan untuk
mengontrol perilaku murid kecil kemungkinannya bisa menaikkan rasa tanggung
jawab dan regulasi diri.
Ø Menjadi Komunikator Yang Baik
3 aspek utama dalam komunikasi adalah keterampilan
berbicara, mendengar, dan komunikasi nonverbal.
1.
Keterampilan
Berbicara
Berbicara
di depan kelas dan di depan banyak murid. Kejelasan adalah
hal yang penting dalam pengajaran,
berikut beberapa strategi untuk jelas dalam berbicara di kelas:
a) Gunakan
tata bahasa yang benar
b) Memilih
kosakata yang gampang dipahami
c) Terapkan
strategi untuk meingkatkan kemampuan
murid dalam memahami kata kita
d) Berbicara
dengan tempo yang tepat
e) Tidak
menyampaikan hal-hal yang kabur
f) Gunakan
perantaraan dan pemikiran logis
Pesan
kamu dan saya. Komunikasi dengan kata “kamu” dianggap
tepat karena lebih terarah seperti menghakimi, sedangkan komunikasi dengan kata
“saya” akan lebih merefleksikan perasaan pembicara.
Bersikap
asertif (tegas). Aspek lain dari komunikasi verbal adalah
cara menangani konflik yang terdiri dari 4 gaya yaitu agresif, manpulatif,
pasif, atau asortif. Gaya agresif lebih cendrung galak, menuntut, dan kasar.
Gaya manipulatif adalah gaya dengan membuat orang merasa bersalah. Gaya pasif
bersikap tidak tegas dan pasrah. Gaya asortif mengekspresikan perasaannya
meminta apa yang diinnginkan dan berkata tidak untuk yang tidak disukainya dan
hal ini bisa menciptakan hubungan yang positif dan konstruktif.
Untuk bisa bersikap asertif ada
beberapa strategi yaitu:
a) Evaluasi
hak-hak anda
b) Kemukakan
problem anda dan konsekuensinya pada orang yang terlibat konflik
c) Ekspresikan
perasaan anda tentang situasi tertentu
d) Kemukakan
permintaan anda
Berikut pedoman untuk mengajukan
permintaan yang asertif:
a) Gunakan
perilaku nonverbal yang asertif
b) Kemukakan
permintaan anda secara sederhana
c) Hindara
mengajukan permintaan lebih dari satu dalam satu waktu
d) Jangan
minta maaf atas permintaan anda
e) Deskripsikan
manfaat permintaan anda
Rintangan
komunikasi verbal yang efektif. Rintangan dalam
menjalankan kommunikasi verbal efektif, yaitu:
a) Kritik
b) Memberi
julukan
c) Menasehati
d) Mengatur-atur
e) Caremah
moral.
Memberi
ceramah yang efektif. Pedoman dalam memberikan ceramah:
a) Jalin
hubungan dengan audien
b) Kemukakan
tujuan anda
c) Sampaikan
secara efektif
d) Ikuti
konfensi yang tepat
e) Tata
dengan rapi
f) Memasukkan
bukti dan ide
g) Gunakan
media secara efektif
2.
Keterampilan
Mendengar
Keterampilan mendengar yang baik
adalah gaya mendengar yang memberi perhatian penuh pada pembicara, memfokuskan
diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan atau yang disebut mendengar
aktif. Berikut strategi untuk mengembangkan keterampilan mendengar:
a) Beri
perhatian pada orang yang berbicara
b) Porafrasa
c) Sintesiskan
tema dan pola
d) Beri
umpan baikl atau tanggapan dengan cara yang kompeten.
3.
Keterampilan
Secara Nonverbal
Berikut beberapa contoh perilaku
umum saat berkomunikasi secara nonverbal:
a) Mengangkat
alis sebagai tanda tak percaya
b) Bersedekap
untuk melindungi diri
c) Mengedipkan
satu mata untuk menunjukkan kehangatan
d) Mengetukkan
jari tanda tak sabar
e) Menepuk
dahi tanda lupa
Ekspresi
Wajah dan Komunikasi Mata. Wajah seseorang akan mengungkapkan
emosi dan perhatian mereka seperti senyum, merengut dan tatapan bingung. Pada
umumnya selain wajah kontak mata juga digunakan, kontak mata yang intens
dianggap menyukai namun penggunaan kontak mata berbeda di tiap-tiap Negara
tergantung budaya.
Sentuhan.
Sentuhan dapat menjadi bentuk komunikasi yang kuat. Menyentuh dapat dipakai
untuk menghibur seseorang yang mengalami stress atau pengalaman buruk.
Ruang.
Untuk
menghormati priavy siswa usahakan sediakan ruang individual seperti meja,
kursi, dan loker.
Diam.
Komunikasi nonverbal dam akan membuat pendengar yang baik akan :
a) Mengamati
mata pembicara, ekspresi wajah,posyur dan isuarat komunikasi
b) Memikirkan
tentang apa sedang dikomunikasikan orang lain
c) Bertanya-tanya
apa yang sesungguhnya dirasakan orang lain
d) Mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat
Ø Menghadapi Perilaku Bermasalah
Perilaku bermasalah akan muncul pada lingkungan
kelas bahkan di lingkungan kelas yang positif, maka dari itu kita harus
menghadapinya dengan baik dan tepat waktu.
Strategi
Manajemen
Carolyn Evertson dan teman-temannya Emmer, Warsham
membedakan antara intervensi minor dan moderat dalam menangani perilaku
bermasalah.
Intervensi
Minor. Problem-problem berupa perilaku yang mengganggu
aktivitas kelas dan proses belajar mengajar seperti siswa yang rebut,
berjalan-jalan, dan makan di kelas.
Strategi Intervensi Minor ialah:
a) Gunakan
isyarat nonverbal
b) Terus
lanjutkan aktivitas belajar
c) Dekati
murid
d) Arahkan
perilaku
Intervensi
Moderat. Perilaku yang sudah melewati batas seperti cabut dari
kelas, menggangu perlajaran dan perkerjaan murid lainnya.
Strategi Intervensi Moderat ialah:
a) Jangan
beri aktivitas yang mereka ingkinkan
b) Baut
perjanjian
c) Kenakan
hukuman atau sanksi
Menggunakan
Sumber Daya Lain. Seperti mencari bantuan dari orang lain,
berupa:
a) Mediasi
teman sebaya
b) Koferensi
guru dan orang tua
c) Minra
bantuan kepala sekolah atau konselor
d) Cari
mentor
Menghadapi Agresi
Banyak kondlik yang terjadi disekolah dan audah
sepatutnya menghindarinya. Seperti perkelaian, bullying dan perkembangan atau
permusuhan terhadap guru.
Program
Berbasis Kelas Dan Sekolah
Diantaranya
ada 3 program untuk mengatasi perilaku bermasalah.
Program
pengayaan kompetensi sosial. Program ini mencakup
kompetensi control diri, manajemen stress, pemecahan masalah, pembuatan
keputusan, komunikasi dan asertivitas.
Program
peningkatan kesadaran sosial-pemecahan problem sosial.
Program ini didesain untuk anak SD. Selama fase intruksional, guru menggunakan
pelajaran tertulis untuk memperkenalkan aktivitas kelas.
Program
kompetensi sosial untuk remaja muda. Program 45 sesi untu
anak SMP/SMA ini memberikan instruksi berbasis kelas dan membangun dukungan
environmental yang didesain untuk:
·
Mempromosikan kompetensi sosial dengan
meningkatkan control diri, pengelolaan stress, melibatkan dalam tanggung jawab
pembuatan keputusan, pemecahan problem sosial, dan meningkatkan keahlian
komunikasi.
·
Meningkatkan komunikasi antara personel
sekolah dengan murid
·
Mencegah perilaku antisocial, dan
agresif
Tipe C dalam manajemen kelas dan sekolah.
Menurut
David dan Roger Johson
·
Cooperative community
·
Constructive conflict resolution
·
Civic valves